Farah 12210606 3EA13
TUGAS 1 PENALARAN
Hakikat Penalaran
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi
yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap
benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Ciri-ciri Penalaran :
Adanya
suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika( penalaran merupakan
suatu proses berpikir logis ).
Sifat
analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu
kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi
merupakan cara berpikir secara analitik.
Cara
berpikir masyarakat dapat dibagi menjadi 2, yaitu : Analitik dan Non analitik.
Sedangkan jika ditinjau dari hakekat usahanya, dapat dibedakan menjadi : Usaha
aktif manusia dan apa yang diberikan.
Penalaran Ilmiah sendiri dapat dibagi
menjadi 2, yaitu :
·
Deduktif yang
berujung pada rasionalisme
·
Induktif yang
berujung pada empirisme
Logika merupakan suatu kegiatan
pengkajian untuk berpikir secara shahih
Contoh :
Ketika seorang pengemis berkata
:”kasihanilah saya orang biasa”. Itu merupakan suatu ungkapan yang tidak logis.
Ketika seorang peneliti mencari
penyebab mengapa orang mabuk? Ada 3 peristiwa yang ditemuinya
ada orang yang mencampur air dengan
brendi dan itu menyebabkan dia mabuk
ada yang mencampur air dengan tuak
kemudian dia mabuk
ada lagi yang mencampur air
dengan whiski kemudian akhirnya dia mabuk juga
Dari 3 peristiwa diatas, apakah kita
bisa menarik kesimpulan bahwa air-lah yang menyebabkan orang mabuk?
Logika
deduktif merupakan cara penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum
menjadi kasus yang bersifat khusus (individual). Sedangkan logika induktif
merupakan cara penarikan kesimpulan dari kasus individual nyata menjadi
kesimpulan yang bersifat umum. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya
mempergunakan pola berpikir silogisme, dua pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Dan didalam silogisme terdapat premis mayor dan premis minor.
Contoh :
Semua makhluk punya mata ( premis
mayor )
Si Adam adalah seorang makhluk (
premis minor )
Jadi, Adam punya mata ( kesimpulan )
Kriteria kebenaran :
3+4=75+2=76+1=7
Menurut seorang anak kecil, hal ini
tidak benar.
Ini membuktikan bahwa tidak semua
manusia mempunyai persyaratan yang sama terhadap apa yang dianggapnya benar.
Secara
deduktif dapat dibuktikan ketiganya benar. Pernyataan dan kesimpulan yang
ditariknya adalah konsisten dengan pernyataan dan kesimpulan yang telah
dianggap benar. Teori ini disebut koherensi. Matematika adalah bentuk
pengetahuan yang penyusunannya dilakukan pembuktian berdasarkan teori
koherensi.
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran
juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya
diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran
berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya
adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata,
sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat
berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat
menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan
paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah
aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa
pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan
terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan
dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga
dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan
hasil dari rangkaian pengertian
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika
seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran.
Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
Suatu
penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang
akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
Dalam
penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua
premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar
secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki
bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat
sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Penalaran
menghasilkan pengetahuan yang diartikan dengan kegiatan berpikir dan bukan
perasaan. Dengan demikian kita patut sadari bahwa tidak semua kegiatan
berpikir menyandarkan diri pada penalaran.
Jadi
penalaran merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik dalam
menemukan kebenaran.
Berpikir
merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Karena tidak
semua cara berpikir manusia itu sama oleh sebab itu kegiatan proses berpikir
untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu pun juga berbeda-beda. Penalaran
merupakan suatu proses penemuan kebenaran dimana tiap-tiap jenis penalaran
mempunyai criteria kebenaran masing-masing.
Bentuk Penalaran
Bentuk-bentuk
penalaran yang sering digunakan dalam wancana keseharian berupa penalaran
asosiatif dan skema dissosiatif. Penalaran asosiatif berbentuk penalaran yang
memasukkan beberapa unsure penalaran dan mengevaluasi atau mengorganisasikan
unsur yang lainnya. Penalaran dissosiatif merupakan bentuk penalaran yang
memisahkan atau mengurai unsur-unsur penalaran yang semula merupakan satu
kesatuan . jenis penalaran assosiatif tersebut tidaklah mutlak hanya berupa
satu jenis penalaran, tetapi lebih mengarah pada kecenderungan, terutama pada
unsur bukti dan pembuktiannya.
Metode
Penalaran
Untuk
memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran. Ada dua
jenis metode penalaran yaitu penalaran deduktif dan induktif :
Metode Induktif
Metode
berpikir induktif adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus
sebagai hasi pengamatan empiric dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini panalaran induktif merupakan
kebalikan dari penalaran deduktif.
Metode Deduktif
Metode
berpikir deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa
umum, ang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar